Rabu, 12 November 2014

Perubahan Sosial


Pengertian Perubahan Sosial


1.     William F. Ogburn
Ogburn mengemukakan bahwa ruang lingkup perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan baik yang material maupun yang immaterial, yang fokusnya adalah pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan materiil terhadap unsur-unsur immateriil.

2.     Kingsley Davis
Davis mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Dari definisi ini dapat dijelaskan bahwa, dalam perubahan sosial yang mengalami perubahan adalah struktur sosial dan sistem sosialnya.

3.     Mac Iver
Mac Iver lebih membedakan antara utilitarian elements dengan cultural elements yang didasarkan pada kepentingan-kepentingan manusia yang primer dan sekunder. Utilitarian elements disebut dengan civilization. Artinya semua mekanisme dan organisasi yang dibuat manusia dalam menguasai kondisi-kondisi kehidupannya, termasuk di dalamnya sistem-sistem organisasi sosial, teknik dan alat-alat material. Oleh karena itu, perubahan sosial yang terjadi juga menurut Iver seputar cultural elements dan utilitarian element tersebut.

4.     J.P. Gillin dan J.L. Gillin
J.P. Gillin dan J.L. Gillin mengemukakan bahwa perubahan-perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi, maupun karena adanya difusi ataupun penemuanpenemuan baru dalam masyarakat.

5.     Samuel Koening
Samuel Koening mengatakan bahwa perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia. Modifikasi-modifikasi tersebut terjadi karena sebab-sebab intern maupun sebab-sebab ekstern yang menimbulkan perubahan.

6.     Selo Soemardjan
Selo Soemarjan mendefinisikan perubahan sosial sebagai perubahanperubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Penekanan definisi ini tertumpu pada lembaga-lembaga kemasyarakatan sebagai himpunan pokok manusia, dimana perubahan yang terjadi akan mempengaruhi segi-segi struktur masyarakat lainnya.
Adapun pola-pola yang sering tampak dalam perubahn sosial (dalam arti bahwa pengaruh terhadap perubahan struktur dan sistem sosial ) antara lain adalah:
a.   Ganguan keseimbangan yang hanya sekali terjadi, umpanya dengan terjadi suatu revolusi yaang menghasilkan kemerdekan sehingga setelah selesai pemerintah kolonial diganti dengan pamerintah nasional yang diakibatkan perubahan struktur-struktur dan sistem maysarakat tersebut.
b.   Perubahan berglombang yakni gangguan keseimbangan dalam masyarakat yang selalu timbul kembali, tetapi selalu terjadi keseimbangan kembali. Sehingga seolah-olah adanya perubahan-perubahan bergelombang, sebagai contoh umpamanya perubahan-perubahan :
·         gerakan kojungtur dalam proses ekonomi (naik turun berganti-ganti)
·         Pergantian radikalsme dan onservatisme dalam beberapa sistem politik.
·         Perubahan dibidang mode yang berulang kembali silih berganti (panjang-pendek,lebar-sempit)
·         Perubahan komulatif yaitu suatu gangguan kesimbangan yang berulang-ulang sehingga menghasilkan perubahan-perubahan baru baik bersifat kemajuan atau kemunduran dalam masyarakat.

Perubahan sosial merupakan segala perubahan dalam masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikapsikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat, yang berpengaruh terhadap masyarakat yang bersangkutan baik secara materiil maupun immateriil. Bedakan dengan perubahan budaya yang fokusnya adalah perubahan dalam segi budaya, seperti penemuan dan penyebaran mobil, penambahan kosakata dalam bahasa, bentuk seni baru, dan sebagainya.

Teori Perubahan Sosial

1.     Teori Evolusioner
Perubahan sosial memiliki arah tetap yang dilalui oleh masyarakat. Semua masyarakat melalui urutan penahapan yang sama dan bermula dari tahap perkembangan awal menuju perkembangan terakhir. Apabila tahapan terakhir telah tercapai, maka saat itu perubahan evolusioner telah berakhir. Prinsip terpenting dari teori evolusioner adalah tahapan masyarakat berawal dari kelahiran, pertumbuhan, dan kesempurnaan.

2.     Teori Siklus
Salah satu penganut teori siklus adalah Arnold Toynbee (1889-1975).Toynbee adalah seorang sejarawan Inggris yang menilai bahwa peradaban besar berada dalam siklus kelahiran, pertumbuhan, keruntuhan, dan kematian. Kemudian akan melahirkan peradaban baru, dan begitu seterusnya. Teori ini pada dasarnya menyatakan bahwa perubahan terjadi secara bertahap, namun setelah sampai pada tahap terakhir yang sempurna, akan kembali lagi ke tahap awal untuk melakukan perubahan selanjutnya. Prinsip utama teori siklus adalah bahwa perubahan sosial diawali dari kelahiran, pertumbuhan, dan kejatuhan. Setelah itu masyarakat akan memulai tahap kelahiran kembali.

3.     Teori Fungsional
Teori ini memandang bahwa setiap elemen masyarakat memberikan fungsi terhadap elemen masyarakat lainnya. Perubahan yang muncul di suatu bagian masyarakat akan menimbulkan perubahan pada bagian yang lain pula.

4.     Teori Konflik
Teori ini mempunyai beberapa asumsi, antara lain:
  • Setiap masyarakat merupakan subjek dari perubahan-perubahan sosial. 
  • Setiap masyarakat pasti mengalami pertikaian dan konflik
  •  Setiap elemen masyarakat memberikan sumbangan terhadap disintegrasi dan perubahan. 
  • Setiap masyarakat hidup berdasarkan pada paksaan yang dilakukan oleh satu anggota masyarakat ke anggota lainnya.

Empat teori di atas, merupakan teori yang paling banyak digunakan para ahli ilmu sosial. Di samping kedua teori tersebut, terdapat beberapa teori arah perubahan sosial, seperti teori fungsional, teori konflik, dan sebagainya. Dari kedua teori yang disajikan di atas, bisa disimpulkan bahwa kebudayaan besar dimulai dari masa pertumbuhan, perkembangan, kejayaan, dan kematian. Kenyataan ini semakin menyadarkan kita bahwa kesombongan beberapa negara besar karena penguasaannya atas ilmu pengetahuan dan teknologi, suatu ketika akan hancur

Faktor Penyebab Perubahan Sosial

Kalian pasti sudah mengenal hukum sebab-akibat, dimana ada sesuatu pasti ada penyebabnya. Ada langit dan bumi, pasti ada causa prima yang menciptakannya. Begitu pula ada gejala-gejala sosial pasti ada penyebabnya. Penyebab dari perubahan sosial itulah yang dinamakan sebagai sumber perubahan. Sumber-sumber perubahan sosial merupakan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat. Faktor tersebut dapat dikategorikan menjadi faktor intern dan ekstern. Keduanya faktor ini yang menjadi dasar dari terjadinya perubahan sosial di masyarakat. Disamping itu juga ada faktor individual yang disebut agent of change.

a.   Faktor Internal
Faktor internal ini disebut juga dengan istilah faktor sosiogenik yang artinya masyarakat itu sendirilah yang merupakan sumber perubahan sosial. Adapun dimaksud dengan masyarakat di sini dapat kolektif dan dapat pula individual. Faktor internal ini masih dapat dibedakan lagi menjadi faktor internal manifest atau yang disengaja (intended), dan yang laten atau tidak disengaja (unintended). Adapun faktor-faktor internal tersebut dapat berupa fenomenafenomena sosial sebagai berikut.

1.  Pertumbuhan penduduk
Di Indonesia, pertumbuhan penduduk yang cepat menyebabkan terjadinya perubahan struktur masyarakat, terutama perubahan lembaga kemasyarakatan. Contohnya adalah, perubahan sistem kepemilikan tanah dari milik bersama menjadi milik individual. Contoh yang paling baru yang dapat Anda amati adalah munculnya pemekaran kabupaten dan propinsi di Indonesia yang berdampak pada perubahan struktur kelembagaan.

2.  Penemuan-Penemuan Baru
·         Discovery
Discovery atau penemuan merupakan persepsi manusia yang dianut secara bersama, mengenai suatu aspek kenyataan yang sebelumnya sudah ada. Sebagai contoh, orang menemukan tentang prinsip sirkulasi darah. Keadaan tersebut sudah ada sebelumnya, tetapi kemudian manusia berhasil mendapatkan tambahan pengetahuan tentang hal tersebut, sehingga terjadi perubahan ke arah positif, yakni dalam hal dinamika ilmu. Contoh yang paling mudah adalah penemuan baru dari unsur kebudayaan baru, baik berupa peralatan maupun ide-ide. Misalnya asal mula mobil, tidak langsung dalam bentuk sekarang. S. Marcus dari Austria pada tahun 1875 telah membuat mobil yang sangat sederhana . Ia menggunakan motor gas sebagai penarik kereta untuk menggantikan tenaga kuda. Penemuan mobil ini disebut sebagai discovery. Contoh lain yang banyak diterapkan di Indonesia misalnya, pemanfaatan kotoran sapi menjadi biogas yang digunakan sebagai gas untuk keperluan memasak. Demikian pula halnya dengan temuan-temuan baru berupa energi alternatif pengganti bahan bakar minyak seperti yang akhir-akhir ini sedang diupayakan adanya Pembangkit Listrik Tenaga Sampah.

·         Invention
Invention atau invensi adalah penemuan sebagai inovasi dan kelanjutan dari suatu discovery. Atau suatu kombinasi baru dan cara penggunaan baru dari pengetahuan yang sudah ada. Mobil yang telah ditemukan S. Marcus kemudian disempurnakan di Amerika Serikat. Beberapa ilmuwan melakukan perbaikan sistem mobil S. Marcus. Sehingga pada tahun 1911 mulai diproduksi secara massal di Amerika Serikat. Produksi mobil secara besar-besaran, kemudian digunakan oleh masyarakat secara luas. Dengan demikian, telah terjadi perubahan sosial budaya akibat penemuan mobil. Invensi dibagi menjadi dua, yakni invensi material dan invensi sosial. Invensi material berupa benda-benda, seperti anak panah, busur panah, telepon, pesawat terbang, mobil, dan sebagainya. Sedangkan invensi sosial berupa penemuan huruf atau abjad, bentuk pemerintahan, perusahaan, sistem ekonomi, sistem politik, ketatanegaraan, dan lain sebagainya. Hasil invention pada umumnya memberikan manfaat bagi masyarakat, meskipun dampak negatif dari penemuan tersebut pasti ada, seperti adanya pencemaran udara, suara, dan lain sebagainya.

·         Pertentangan (Conflict)
Dalam masyarakat kadang terjadi konflik atau pertentangan baik antar-individu maupun kelompok. Pertentangan, pasti akan mengakibatkan suatu perubahan, baik melalui kompromi “win-win solution” ataupun melalui pemaksaan. Kalian bisa melihat adanya pertentangan di sekitarnya. Pertentangan itu bisa terjadi antar-hukum adat lama dengan hukum agama. Misalnya di Jawa, pada zaman dahulu acara perkawinan dilakukan melalui upacara adat tanpa ijab dan qobul. Namun menurut hukum Islam, syarat sah perkawinan adalah ijab dan qobul. Pertentangan tersebut berakhir dengan akomodasi, yakni dengan tetap menggunakan kedua-duanya. Seperti masih kita lihat, upacara perkawinan di Jawa dilakukan dengan menggunakan upacara keagamaan, baru kemudian dilakukan upacara adat. Walaupun saat ini banyak yang tidak lagi menggunakan upacara adat, tetapi masih ada penduduk yang menggunakannya. Contoh lain yang bisa Anda lihat adalah pertentangan antar-suku di Sambas, pertentangan antar-suku atau kelompok telah menimbulkan berbagai perubahan sosial, seperti perubahan pola hubungan, struktur masyarakat, dan perubahan-perubahan lain. Per-tentangan tersebut dapat diselesaikan melalui berbagai cara baik internal kesukuan, maupun melalui mediator yang dapat menyatukan kembali persepsi mereka mengenai arti penting persaudaraan dalam sistem kemasyarakatan. Begitu pula konflik antara Indonesia dan Malaysia telah menimbulkan banyak perubahan, seperti halnya pada peta Indonesia yang kehilangan Pulau Sipadan dan Ligitan, atau masalah terbaru yang menyangkut Ambalat yang berpengaruh pada peningkatan penjagaan keamanan RI di sana. Selain contoh di atas, cobalah mengamati conflict dan perubahan sosial yang ada di sekitar kalian!

3.  Revolusi
Revolusi merupakan perubahan yang berlangsung secara cepat karena adanya dorongan-dorongan dari situasi dan sistem yang sudah tidak dapat dipertahankan lagi. Faktor penggerak revolusi adalah keinginan masyarakat itu sendiri yang menghendaki tatanan baru, karena menganggap sistem lama sudah tidak sesuai dengan harapan mereka. Perubahan besar-besaran atas suatu yang mendasar terjadi dan berpengaruh pada sendi-sendi kehidupan masyarakat. Revolusi industri di Eropa pada abad XVIII telah menyebabkan perubahan sosial budaya, seperti industri, munculnya kelas buruh, imperialisme, dan kapitalisme.
 Secara umum, syarat-syarat terjadinya revolusi adalah sebagai berikut.
·         Adanya keinginan bersama untuk melakukan perubahan sistem atau tatanan yang menyangkut kehidupan bersama.
·         Adanya pemimpin, baik perorangan maupun kelompok yang menjadi motor penggerak revolusi.
·         Ada simbol persatuan yang dianggap mampu menjadi wadah aspirasi masyarakat.
·         Mempunyai tujuan yang tegas, yakni mengubah tatanan yang ada dengan tatanan baru yang menjadi harapan bersama.
·         Ada momentum atau waktu yang tepat.

Revolusi sangat sulit dilakukan dalam situasi masyarakat yang stabil dan mendukung situasi yang dialami. Proklamasi 17 Agustus 1945 merupakan revolusi yang sangat tepat, karena keadaan dan masyarakat sudah matang untuk mendukungnya. Jepang sudah kalah, sementara bangsa Indonesia telah mempersiapkan segala persyaratan sebuah negara melalui sidang BPUPKI maupun PPKI. Di samping itu, kalangan muda progresif mendesak untuk segera dilaksanakan proklamasi yang sebenarnya juga adalah kehendak seluruh rakyat Indonesia. Proklamasi itu sebagai upaya revolusi terhadap tatanan negara Indonesia yang saat itu terjajah, membentuk NKRI yang berdaulat.

a.   Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang terdapat di luar masyarakat yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial. Yang termasuk dalam faktor eksternal yaitu: lingkungan alam, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.

1.  Lingkungan alam
Lingkungan alam yang mengalami perubahan baik karena faktor gempa bumi atau faktor alam lainnya dapat mengakibatkan perubahan sosial pada masyarakat. Sebagai contoh, Anda bisa melihat bencana alam berupa gempa bumi dan tsunami di Aceh dan Sumatera Utara 26 Desember 2004, telah mengakibatkan penurunan jumlah penduduk secara drastis. Keadaan setelah bencana mengakibatkan perubahan sosial budaya, baik terhadap masyarakat yang kembali ke kampung halaman, maupun masyarakat yang menetap di pengungsian. Begitu pula gempa bumi Jogjakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 yang disusul gempa bumi Pangandaran dan Cilacap, Sulawesi, mengakibatkan terjadinya perubahan sosial budaya masyarakat. Demikian pula halnya dengan aktivitas Gunung Merapi telah mengakibatkan perubahan sikap masyarakat yang antisipatif terhadap kemungkinan meletusnya Gunung Merapi. Masalah besar yang melanda Porong Sidoarjo, yakni lumpur panas proyek PT Lapindo telah meluluhlantakkan tatanan masyarakat yang memaksa masyarakat untuk mengungsi dan membentuk kebudayaan baru di tempat tinggal yang baru.

2.  Peperangan
Pendudukan Jepang di Indonesia pada tahun 1942 sampai 1945 telah menyebabkan perubahan besar dalam struktur masyarakat Indonesia. Dalam skala yang lebih kecil, terjadinya peperangan antarsuku pada masyarakat pedalaman akhir-akhir ini menyebabkan terjadinya perubahan sosial, terutama pada suku yang kalah. Akibat peperangan tersebut, yang rugi adalah mereka sendiri, baik yang menang maupun yang kalah. Peribahasa “kalah jadi abu menang jadi arang” masih relevan untuk diresapi bersama bahwa dampak perang menimbulkan kerugian bagi masyarakat yang berperang. Kerugian itu meliputi berbagai hal antara lain: jatuhnya korban jiwa pada kedua belah pihak, terganggunya aktivitas masyarakat dalam berbagai bidang masyarakat menjadi tidak aman dan tertekan, dan masih banyak lagi kerugian yang lain yang bisa Anda temukan. Perubahan sosial yang bisa terjadi antara lain berkurangnya jumlah penduduk di wilayah konflik, aktivitas masyarakat tidak stabil, keamanan dan kenyamanan terganggu, terjadinya perubahan pada stratifikasi sosial masyarakat, perubahan terhadap sistem pemerintahannya, serta pada tatanan kehidupan sosialnya dan masih banyak lagi yang bisa kalian temukan. Dalam skala internasional, perang antar-negara telah menimbulkan perubahan tatanan masyarakat terutama negara yang kalah perang. Perang-perang yang terjadi belum lama ini adalah antara Amerika Serikat dengan Afghanistan, Amerika Serikat dengan Irak, Israel dengan Hisbullah, dan perang-perang lain, yang menimbulkan ketidakstabilan dunia internasional. Tatanan dunia tergoncang dan memperlebar konflik yang melibatkan lebih banyak negara. Akibat perang Amerika-Irak telah mengakibatkan perubahan sosial yang besar dalam masyarakat Irak, seperti: tumbangnya rezim Sadam Hussain dan dibubarkannya Partai Baad, munculnya perlawanan bergerilya, perpecahan, dan bahkan dapat menimbulkan perang saudara. Cobalah Anda menemukan dan menjabarkan perubahan sosial yang terjadi akibat perang tersebut!

3.  Pengaruh kebudayaan masyarakat lain
Berkembangnya agama Islam di Indonesia telah menyebabkan perubahan sosial yang sangat luas di kalangan masyarakat Indonesia, terutama pada masa-masa awal perkembangannya. Antara kebudayaan Islam dengan kebudayaan masyarakat setempat yang masih kuat pengaruh Hindunya mengalami akulturasi budaya. Hal tersebut terlihat dari beberapa bangunan yang mencerminkan bentuk perpaduan, sebagai contoh kalian bisa amati Masjid Agung Banten yang mencerminkan adanya perpaduan tersebut. Masjid Agung Banten struktur bangunannya mencerminkan seni bangunan Meru sebagai ciri utama bangunan Hindu. Tetapi dalam Islam menunjukkan makna baru yang akomodatif. Perubahan tersebut terjadi secara langsung, karena dua kebudayaan tersebut langsung bertemu. Contoh-contoh lain masih banyak, baik di Jawa maupun di luar Jawa yang menunjukkan adanya perubahan sosial dalam masyarakat. Di samping kontak langsung, pengaruh kebudayaan bisa masuk melalui berbagai macam media baik cetak maupun elektronik, seperti halnya televisi, radio, internet, surat kabar, majalah, dan lain sebagainya. Melalui media massa, pengaruh kebudayaan Barat dengan mudah masuk ke Indonesia dan menimbulkan berbagai perubahan sosial masyarakat, seperti halnya perubahan perilaku anak muda, gaya berpakaian, gaya bangunan, pola konsumsi, dan lain sebagainya.


sumber : 
https://www.academia.edu/6568454/MENGKOMUNIKASIKAN_HASIL_PENELITIAN_SOSIAL_Tujuan_Pembelajaran
http://ilmuadidayasampit.blogspot.com/2011/03/teori-tentang-perubahan-sosial.html  


0 komentar:

Posting Komentar