Perhatian pada isu-isu etika dalam dunia bisnis dan profesi
secara dramatis telah meningkat belakangan ini, terlebih setelah kasus
skandal-skandal khususnya di bidang akuntansi
belakangan ini telah banyak menarik perhatian masyarakat. Contoh di
dalam negeri adalah kasus penggelembungan nilai (mark up) PT. Kimia Farma Tbk pada tahun 2001 (Arifin, 2005). Laba
bersih dilaporkan sebesar Rp 132 miliar lebih, padahal seharusnya hanyalah
sebesar Rp 99,6 miliar.
Berdasarkan hasil pemeriksaan BAPEPAM, penggelembungan
sebesar Rp 32,7 miliar tersebut berasal dari:
- overstated atas penjualan pada Unit Industri Bahan Baku sebesar Rp 2,7 miliar,
- overstated atas persediaan barang pada Unit Logistik Sentral sebesar Rp 23,9 miliar, dan
- overstated pada persediaan barang sebesar Rp 8,1 miliar dan overstated atas penjualan sebesar Rp 10,7 miliar pada unit Pedagang Besar Farmasi (PBF).
Arifin (2005) menyatakan bahwa
para akuntan adalah salah satu profesi yang terlibat secara langsung dalam
pengelolaan perusahaan (corporate
governance). Dalam hubungannya dengan prinsip good corporate governance (GCG), peran akuntan secara signifikan
terlibat dalam berbagai aktivitas penerapan prinsip-prinsip GCG. Terbongkarnya kasus–kasus khususnya
ilmu akuntansi yang terlibat dalam praktik manajemen laba memberikan kesadaran
tentang betapa pentingnya peran dunia pendidikan dalam menciptakan sumber daya
manusia yang cerdas dan bermoral. Ungkapan tersebut mengisyaratkan bahwa sikap
dan perilaku moral (akuntan) dapat terbentuk melalui proses pendidikan yang
terjadi dalam lembaga pendidikan akuntansi, dimana mahasiswa sebagai input, sedikit
banyaknya akan memiliki keterkaitan dengan akuntan yang dihasilkan sebagai output.
1. BENTURAN KEPENTINGAN
Benturan kepentingan adalah perbedaan antara
kepentingan ekonomis perusahaan dengan kepentingan ekonomis pribadi direktur,
komisaris, atau pemegang saham utama perusahaan.
Perusahaan menerapkan kebijakan bahwa personilnya harus menghindari investasi, asosiasi atau hubungan lain yang akan mengganggu, atau terlihat dapat mengganggu, dengan penilaian baik mereka berkenaan dengan kepentingan terbaik perusahaan. Sebuah situasi konflik dapat timbul manakala personil mengambil tindakan atau memiliki kepentinganyang dapat menimbulkan kesulitan bagi mereka untuk melaksanakan pekerjaannya secara obyektif dan efektif.
Perusahaan menerapkan kebijakan bahwa personilnya harus menghindari investasi, asosiasi atau hubungan lain yang akan mengganggu, atau terlihat dapat mengganggu, dengan penilaian baik mereka berkenaan dengan kepentingan terbaik perusahaan. Sebuah situasi konflik dapat timbul manakala personil mengambil tindakan atau memiliki kepentinganyang dapat menimbulkan kesulitan bagi mereka untuk melaksanakan pekerjaannya secara obyektif dan efektif.
Benturan kepentingan juga muncul manakala seorang
karyawan, petugas atau direktur, atau seorang anggota dari keluarganya,
menerima tunjangan pribadi yang tidak layak sebagai akibat dari kedudukannya
dalam perusahaan.
8 Kategori situasi benturan
kepentingan (conflict of interest) tertentu,
sebagai berikut :
1. Segala konsultasi atau hubungan lain yang signifikan dengan atau berkeinginan mengambil andil di dalam aktivitas pemasok, pelanggan atau pesaing (competitor).
Contoh: Seorang karyawan disebuah perusahaan memeliki usaha dibidang penyedian bahan
baku, dan kemudian karyawan tersebut berusaha menggantikan aktifitas pemasok
lain dengan memasukkan pasokan bahan baku dari usaha yang dia miliki tersebut
ke perusahaan tempat dia bekerja. 1. Segala konsultasi atau hubungan lain yang signifikan dengan atau berkeinginan mengambil andil di dalam aktivitas pemasok, pelanggan atau pesaing (competitor).
2. Segala kepentingan pribadi yang berhubungan dengan
kepentingan perusahaan.
Contoh:
Ketika seorang karyawan mendapatkan tugas keluar kota dari perusahaan tempat
dia berkerja dia memanfaatkan sebagian dari waktu tersebut untuk sekalian
berlibur dengan anggota keluarganya.
3. Segala hubungan bisnis atas nama
perusahaan dengan personal yang masih ada hubungan keluarga (family) atau
dengan perusahaan yang dikontrol oleh personal tersebut.
Contoh: Seorang karyawan di suatu perusahaan memasukkan anggota keluarganya untuk dapat
menempati suatu posisi di perusahaan tersebut tanpa harus melewati tahapan
recruitment seperti para pencari kerja lainnya.
4. Segala posisi dimana karyawan dan pimpinan
perusahaan mempunyai pengaruh atau control terhadap evaluasi hasil pekerjaan
atau kompensasi dari personal yang masih ada hubungan keluarga. Contoh : Seorang manajer memberikan evaluasi hasil kerja yang baik terhadap anggota
keluarganya yang bekerja di perusahaan itu juga, padahal kinerja dari anggota
keluarganya itu tidak sesuai dengan hasil laporan yang dilaporkan oleh manajer
tersebut.
5. Segala penggunaan pribadi maupun berbagai atas
informasi rahasia perusahaan demi suatu keuntungan pribadi, seperti anjuran
untuk membeli atau menjual barang milik perusahaan atau produk, yang didasarkan
atas informasi rahasia tersebut.
Contoh: Seorang karyawan disuatu perusahaan memberikan atau membocorkan rahasia
perusahaan kepada temannya yang berkerja disuatu perusahaan yang bergerak
dibidang usaha yang sama.
6. Segala
penjualan pada atau pembelian dari perusahaan yang menguntungkan pribadi
Contoh : Perusahaan membeli kendaraan untuk menunjang kegiatan operasional perusahaan,
tetapi salah satu karyawan diperusahaan tersebut menggunakan kendaraan tersebut
untuk berekreasi ke suatu tempat.
7. Segala
penerimaan dari keuntungan, dari seseorang / organisasi / pihak ketiga yang
berhubungan dengan perusahaan
Contoh : Perusahaan menjual salah satu
asetnya kepada perusahaan lain dengan harga yang telah dimanipulasi sehingga
perusahaan memperoleh keuntungan yang besar.
8. Segala aktivitas yang berkaitan dengan insider trading
atas perusahaan yang telah go public yang merugikan pihak lain.
Contoh : Seorang karyawan dalam memberikan
informasi kepada manajer investainya tentang efek yang diperdagangkan yang
dimana informasi tersebut tidak disediakan oleh emiten, dan orang dalam
tersebut melakukan transaksi atas efek perusahaan tersebut.
Beberapa contoh upaya perusahaan /
organisasi dalam menghindari benturan kepentingan :
- Menghindarkan diri dari tindakan dan situasi yang dapat menimbulkan benturan kepentingan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan perusahaan.
- Mengusahakan lahan pribadi untuk digunakan sebagai kebun perusahaan yang dapat menimbulkan potensi penyimpangan kegiatan pemupukan.
- Menyewakan properti pribadi kepada perusahaan yang dapat menimbulkan potensi penyimpangan kegiatan pemeliharaan.
- Memiliki bisnis pribadi yang sama dengan perusahaan.
- Menghormati hak setiap insan perusahaan untuk memiliki kegiatan di luar jam kerja, yang sah, di luar pekerjaan dari perusahaan, dan yang bebas dari benturan dengan kepentingan.
- Mengungkapkan dan melaporkan setiap kepentingan dan atau kegiatan-kegiatan di luar pekerjaan dari perusahaan
- Menghindarkan diri dari memiliki suatu kepentingan baik keuangan maupun non-keuangan pada organisasi / perusahaan yang merupakan pesaing
- Tidak akan memegang jabatan pada lembaga-lembaga atau institusi lain di luar perusahaan dalam bentuk apapun, kecuali telah mendapat persetujuan tertulis dari yang berwenang.
2. ETIKA DALAM TEMPAT KERJA
Dalam pandangan rasional tentang perusahaan, kewajiban
moral utama pegawai adalah untuk bekerja mencapai tujuan perusahaan dan
menghindari kegiatan-kegiatan yang mungkin mengancam tujuan tersebut.
Ada dua hal yang terkandung dalam etika bisnis yaitu kepercayaan dan tanggung
jawab. Kepercayaan diterjemahkan kepada bagaimana mengembalikan kejujuran dalam
dunia kerja dan menolak stigma lama bahwa kepintaran berbisnis diukur dari
kelihaian memperdayasaingan. Sedangkan tanggung jawab diarahkan atas mutu
output sehingga insan bisnis jangan puas hanya terhadap kualitas kerja yang
asal – asalan.
Adapun beberapa praktik di dalam suatu pekerjaan yang dilandasi dengan etika
dengan berinteraksi di dalam suatu perusahaan, misalnya:
a. Etika Hubungan dengan Karyawan
Di dalam perusahaan ada aturan-aturan dan batas-batas
etika yang mengatur hubungan atasan dan bawahan, Atasan harus ramah dan
menghormati hak-hak bawahan, Karyawan diberi kesempatan naik pangkat, dan
memperoleh penghargaan.
b. Etika dalam hubungan dengan publik
Hubungan dengan publik harus dujaga sebaik mungkin,
agar selalu terpelihara hubungan harmonis. Hubungan dengan public ini
menyangkut pemeliharaan ekologi, lingkungan hidup. Hal ini meliputi konservasi
alam, daur ulang dan polusi. Menjaga kelestarian alam, recycling (daur ulang) produk
adalah uasha-usaha yang dapat dilakukan perusahaan dalam rangka mencegah
polusi, dan menghemat sumber daya alam.
Sikap baik menurut suatu tata krama
bukan berarti bersikap sebagai seorang yang tahu segalanya atau mengoreksi
kesalahan orang lain. namun suatu usaha untuk menghormati pihak lain dan
memperlakukan mereka dengan sopan dan baik.
Banyak etika yang berlaku di tempat
kerja, namun ada beberapa yang perlu anda cermati :
1. Menghormati Budaya Kerja Perusahaan
AndaBila budaya kerja perusahaan tempat Anda
bekerja bersifat santai dan kasual, jangan mengenakan suits mahal dari butik
perancang italia. Hal ini disamping akan membuat Anda „berbeda‟ juga
dimungkinkan menimbulkan kecemburuan sosial dari rekan-rekan sejawat Anda. Jadi
bagian dari mereka.
2. Hormat Senior Anda
Banyak perusahaan punya tingkat hierarki sendiri, pelajari dan sesuaikan sikap
Anda pada tiap tingkatan. Misal: Jangan anggap bos seperti teman bermain atau
bercanda.
3. Hormati Privacy Orang Lain.
Meski Anda bekerja dengan banyak orang,
anda harus tahu secara pasti batas-batas pribadi mereka Jangan sok akrab dengan
melakukan pendekatan yang tidak perlu.
4. Hormati Cara Pandang Orang Lain.
Selesaikan pertentangan yang terjadi dengan
luwes. Kenali perbedaan pendapat tentang agama, politik, moral serta gaya hidup
masing-masing orang, tapi jangan paksakan apa yang menjadi keyakinan Anda.
5. Tangani Beban Kerja AndaTanpa perlu melimpahkannya pada orang
lain. Stres memang tidak dapat dihindari, namun saat mengalaminya Anda harus
menyalurkannya pada hal yang lebih positif, tanpa perlu marah atau membentak
rekan kerja Anda.
6. Bersikap Sopan Pada Semua Orang Di
Kantor.
Bahkan jika posisi Anda sudah lumayan
tinggi sekalipun, bukan berarti Anda dapat memerintah bawahan dengan
sewenang-wenang. Karena semua orang berhak dihormati dan didengar pendapatnya.
7. Tidak Semena – mena Menggunakan
Fasilitas Kantor
Perlu Anda ketahui bahwa peralatan
kantor disediakan untuk memudahkan kerja banyak pihak, jadi rawatlah baik-baik
semua fasilitas yang Anda pakai. Dan hindari penggunaan fasilitas kantor untuk
kepentingan pribadi. Misalnya, menggunakan mobil dinas untuk
keperluan-keperluan kantor dsb.
3. AKTIVITAS BISNIS INTERNASIONAL – MASALAH BUDAYA
Seorang
pemimpin memiliki peranan penting dalam membentuk budaya perusahaan. Hal itu
bukanlah sesuatu yang kabur dan hambar, melainkan sebuah gambaran jelas dan
konkrit. Jadi, budaya itu adalah tingkah laku, yaitu cara individu bertingkah
laku dalam mereka melakukan sesuatu. Tidaklah mengherankan, bila sama-sama kita
telaah kebanyakan perusahaan sekarang ini. Para pemimpin yang bergelimang
dengan fasilitas dan berbagai kondisi kemudahan. Giliran situasinya dibalik dengan
perjuangan dan persaingan, mereka mengeluh dan malah sering mengumpat bahwa itu
semua karena SDM kita yang tidak kompeten dan tidak mampu.
Mereka
sendirilah yang membentuk budaya itu (masalah budaya). Semua karena
percontohan, penularan dan panutan dari masing-masing pemimpin. Maka timbul
paradigma, mengubah budaya perusahaan itu sendiri. Budaya perusahaan memberi
kontribusi yang signifikan terhadap pembentukan perilaku etis, karena budaya
perusahaan merupakan seperangkat nilai dan norma yang membimbing tindakan
karyawan. Budaya dapat mendorong terciptanya perilaku. Sebaliknya dapat
pula mendorong terciptanya perilaku yang tidak etis.
4. AKUNTABILITAS SOSIAL
Akuntabilitas sosial merupakan
proses keterlibatan yang konstruktif antara warga negara dengan pemerintah
dalam memeriksa pelaku dan kinerja pejabat publik, politisi dan penyelenggara
pemerintah.
Tujuan Akuntanbilitas Sosial, antara lain :
a. Untuk mengukur dan mengungkapkan
dengan tepat seluruh biaya dan manfaat bagi masyarakat yang ditimbulkan oleh
aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan produksi suatu perusahaan
b. Untuk mengukur dan melaporkan
pengaruh kegiatan perusahaan terhadap lingkungannya, mencakup : financial dan
managerial social accounting, social auditing.
c. Untuk menginternalisir biaya
sosial dan manfaat sosial agar dapat menentukan suatu hasil yang lebih relevan
dan sempurna yang merupakan keuntungan sosial suatu perusahaan.
Salah satu alasan utama kemajuan akuntabilitas sosial
menjadi lambat yaitu kesulitan dalam pengukuran kontribusi dan kerugian.
Prosesnya terdiri dari atas tiga langkah, diantaranya:
- Menentukan biaya dan manfaat sosialSistem nilai masyarakat merupakan faktor penting dari manfaat dan biaya sosial. Masalah nilai diasumsikan dapat diatasi dengan menggunakan beberapa jenis standar masyarakat dan mengidentifikasikan kontribusi dan kerugian secara spesifik
- Kuantifikasi terhadap biaya dan manfaat saat aktivitas yang menimbulkan biaya dan manfaat sosial ditentukan dan kerugian serta kontribusi
- Menempatkan nilai moneter pada jumlah akhir.Tanggung Jawab Sosial BisnisDunia bisnis hidup ditengah-tengah masyarakat, kehidupannya tidak bisa lepas dari kehidupan masyarakat.
Banyak timbul perbedaan pendapat mengenai bahwa
tanggungjawab bisnis hanya terbatas sampai menghasilakan barang dan jasa buat
konsumen dengan harga yang murah, atau juga ada yang mengatakan tanggungjawab
bisnis adalah jangan mengambil keuntungan besar, tetapi yang sewajarnya.Dalam
dunia bisnis juga semua orang tidak mengharapkan memperoleh perlakuan tidak
jujur dari sesamanya, banyak praktik manipulasi tidak akan terjadi jika
dilandasi dengan moral tinggi.
Moral dan tingkat kejujuran rendah akan menghancurkan
tata nilai etika bisnis itu sendiri, karena masalahnya nilai etika hanya ada di
dalam hati nurani seseorang. Etika mempunyai kendali intern dalam hati, berbeda
dengan hokum yang mempunyai unsur paksaan ekstern. Akan tetapi bagi orang-orang
yang berkecimpung dalam bidang bisnis yang dilandasi oleh rasa keagamaan
mendalam akan mengetahui bahwa perilaku jujur akan memberikan kepuasan
tersendiri dalam kehidupannya baik dalam duniawi maupun akhirat.
5. MANAJEMEN KRISIS
Manajemen krisis adalah respon pertama perusahaan
terhadap sebuah kejadian yang dapat merubah jalannya operasi bisnis yang telah
berjalan normal. Artinya terjadi gangguan pada proses bisnis ‘normal’ yang
menyebabkan perusahaan mengalami kesulitan untuk mengoptimalkan fungsi-fungsi
yang ada, dan dengan demikian dapat dikategorikan sebagai krisis. Kejadian
buruk dan krisis yang melanda dunia bisnis dapat mengambil beragam bentuk.
Mulai dari bencana alam seperti Tsunami, musibah teknologi (kebakaran,
kebocoran zat – zat berbahaya) sampai kepada karyawan yang mogok kerja. Segala
kejadian buruk dan krisis, berpotensi menghentikan proses normal bisnis yang
telah dan sedang berjalan, membutuhkan penanganan yang segera (immediate) dari pihak manajemen.
Penanganan yang segera ini kita kenal sebagai manajemen krisis (crisis management).
Saat ini, manajemen krisis dinobatkan sebagai new
corporate discipline. Manajemen krisis adalah respon pertama perusahaan
terhadap sebuah kejadian yang dapat merubah jalannya operasi bisnis yang telah
berjalan normal. Pendekatan yang dikelola dengan baik sebagai respon terhadap
kejadian itu terbukti secara signifikan sangat membantu meyakinkan para
pekerja, pelanggan, mitra, investor, dan masyarakat luas akan kemampuan organisasi
melewati masa krisis.
Aspek dalam Penyusunan Rencana Bisnis
Setidaknya terdapat enam (6) aspek yang mesti kita
perhatikan jika kita ingin menyusun rencana bisnis yang lengkap yaitu tindakan
untuk menghadapi :
- Situasi darurat (Emergency Respon).
- Skenario untuk pemulihan dari bencana (Disaster Recovery)
- Skenario untuk pemulihan bisnis (Business Recovery)
- Strategi untuk memulai bisnis kembali (Business Resumption)
- Menyusun rencana-rencana kemungkinan (Contingency Planning), dan
- Manajemen Krisis (Crisis Management).
Sumber :