Hanya Idiot
yang Sering Lembur
Apakah anda pikir jika ada karyawan
yang hampir tiap hari lembur itu berarti dia rajin, loyal dan dapat diandalkan?
Ah, saya kira tidak seperti itu. Kasus ini hampir sama dengan kasus ujian saat
kita sekolah dulu. Anak-anak yang cerdas (smart) hampir selalu keluar sebelum
waktu ujian selesai. Anak-anak normal keluar pada saat jam normal. Dan hanya
idiot yang butuh waktu tambahan. Itupun dengan hasil pekerjaan yang tidak
selesai dengan baik.
Ya, kasus itu hampir sama dengan apa
yang terjadi di kantor. Kalau ada karyawan yang butuh waktu tambahan alias
lembur dan pekerjaannya ternyata juga tidak selesai alias masih meninggalkan
masalah, hampir bisa dipastikan kalau mereka itu idiot. Mengapa idiot?
Setidaknya ada beberapa alasan. Mari kita kupas satu per satu.
Pertama, hanya idiot yang tidak
sadar kalau kemampuan manusia itu terbatas. Orang yang bekerja secara
berlebihan tentunya tidak bisa otomatis dikatakan dia produktif. Justru
sebaliknya. Manusia bisa dikatakan mempunyai tingkat produktifitas yang tinggi
jika ia mampu menyelesaikan tugas ataupun target dalam waktu yang singkat.
Jadi, kalau orang normal bisa menyelesaikan pekerjaan dalam waktu sekitar 40
jam dalam seminggu, maka hanya idiot yang tidak bisa melakukannya. Lagipula
tingkat produktifitas kita akan menurun setelah kita bekerja delapan jam. Jadi
kita harus sadar bahwa manusia itu terbatas kemampuannya dan butuh istirahat.
Kedua, mereka (para idiot) beralasan
pekerjaannya terlalu banyak. Hanya idiot yang suka berdalih dan mencari-cari
alasan. Jika memang pekerjaannya banyak dan tidak mungkin diselesaikan dengan
jumlah personil yang ada, lalu mengapa mereka masih memaksakan diri untuk
menyelesaikannya juga? Inilah pola pikir idiot. Mereka pikir bisa
menyelesaikannya padahal solusi yang lebih baik adalah menambah personil.
Namun jika sebetulnya pekerjaan itu
bisa diselesaikan oleh orang normal dalam waktu yang normal, berarti si idiot
memang betul-betul idiot yang tidak bisa merencanakan dan mengelola
pekerjaannya dengan baik. Mungkin dia butuh satu hari hanya untuk mencari satu
file disebabkan ruangannya yang berantakan. Suatu pekerjaan yang hanya
membutuhkan waktu kurang dari satu menit untuk orang-orang smart.
Ketiga, kita hidup bukan untuk
bekerja saja. Hanya idiot yang menghabiskan hampir seluruh waktunya untuk
bekerja. Orang-orang smart pastilah membagi waktunya dengan baik. Ada waktu
untuk bekerja, ada waktu untuk belajar (meningkatkan ilmu pengetahuan &
kemampuan), ada waktu untuk beribadah, ada waktu untuk keluarga, ada waktu
untuk teman dan lingkungan sosial kemasyarakatan, ada waktu untuk bermain
santai & refreshing, ada waktu untuk olah raga serta ada waktu untuk
menyendiri, personal & muhasabah (merenung mengintrospeksi diri).
Keempat, mereka ingin tambahan
pendapatan. Ada beberapa idiot yang sengaja tidak menyelesaikan pekerjaannya
pada jam normal supaya dia dapat lembur. Wah, ini gawat kalau ada di instansi
kita. Tentu pelayanan dan produktifitas akan tersendat-sendat kalau ada
orang-orang idiot semacam ini. Padahal, jika ingin tambahan pendapatan,
orang-orang smart bekerja sebaik-baiknya di jam kerja normal dan mencari
peluang usaha di waktu luangnya. Tidak hanya itu, orang-orang smart berhasil
menyelesaikan target sebelum waktu kerjanya selesai dan dia memberikan lebih
dari yang dituntut perusahaan (atasan) sebagai bonus bagi instansinya tersebut.
Alhasil, atasan & HRD menilai baik pekerjaannya dan dia pun bisa promosi
jabatan. Sebagai tambahan, dia punya usaha sampingan yang jika sudah besar
nanti bisa ia jadikan aset sebagai sumber pendapatan utama, bukan lagi sekedar
tambahan pendapatan.
Terakhir, idiot suka bikin aturan
aneh. Bagi para idiot, pulang lebih larut dari kawan-kawan normalnya sudah
menjadi kebiasaan dan budaya. Lalu mereka pun membuat aturan-aturan tidak
tertulis untuk melegitimasi perilaku bodohnya. Mereka akan menyindir dan
memberlakukan sanksi sosial bagi kawan-kawan mereka yang pulang tepat pada
waktunya. Budaya idiot semacam ini tentu membuat orang merasa tidak nyaman
dalam bekerja. Nah, misalkan orang yang tidak nyaman tersebut resign atau minta
mutasi atau bahkan lebih baik memilih demosi daripada bertahan di markasnya
para idiot, maka para idiot pun langsung menyalahkan HRD yang tidak bisa
mempertahankan karyawannya.
Itulah beberapa kebodohan para idiot
yang maniak lembur. Mereka ini orang-orang yang tidak produktif dan perlu
ditinjau ulang kepantasannya mengemban amanah pada jabatan-jabatan penting. Eh
ada kalimat terakhir sebagai penutup. Hanya idiot yang merespon artikel ini
dengan emosional tanpa mau mengubah kebiasaan buruknya. :)
sumber :
0 komentar:
Posting Komentar