Pengertian Perubahan Sosial
1.
William F. Ogburn
Ogburn
mengemukakan bahwa ruang lingkup perubahan sosial meliputi unsur-unsur
kebudayaan baik yang material maupun yang immaterial, yang fokusnya adalah
pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan materiil terhadap unsur-unsur immateriil.
2.
Kingsley Davis
Davis
mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam
struktur dan fungsi masyarakat. Dari definisi ini dapat dijelaskan bahwa, dalam
perubahan sosial yang mengalami perubahan adalah struktur sosial dan sistem
sosialnya.
3.
Mac Iver
Mac
Iver lebih membedakan antara utilitarian elements dengan cultural elements
yang didasarkan pada kepentingan-kepentingan manusia yang primer dan
sekunder. Utilitarian elements disebut dengan civilization.
Artinya semua mekanisme dan organisasi yang dibuat manusia dalam
menguasai kondisi-kondisi kehidupannya, termasuk di dalamnya
sistem-sistem organisasi sosial, teknik dan alat-alat material. Oleh
karena itu, perubahan sosial yang terjadi juga menurut Iver seputar cultural
elements dan utilitarian element tersebut.
4.
J.P. Gillin dan J.L. Gillin
J.P.
Gillin dan J.L. Gillin mengemukakan bahwa perubahan-perubahan sosial sebagai
suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan
kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi, maupun
karena adanya difusi ataupun penemuanpenemuan baru dalam masyarakat.
5.
Samuel Koening
Samuel
Koening mengatakan bahwa perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi
yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia. Modifikasi-modifikasi tersebut
terjadi karena sebab-sebab intern maupun sebab-sebab ekstern yang menimbulkan
perubahan.
6.
Selo Soemardjan
Selo
Soemarjan mendefinisikan perubahan sosial sebagai perubahanperubahan pada
lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi
sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku di
antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Penekanan definisi ini tertumpu pada
lembaga-lembaga kemasyarakatan sebagai himpunan pokok manusia, dimana perubahan
yang terjadi akan mempengaruhi segi-segi struktur masyarakat lainnya.
Adapun
pola-pola yang sering tampak dalam perubahn sosial (dalam arti bahwa pengaruh
terhadap perubahan struktur dan sistem sosial ) antara lain adalah:
a.
Ganguan keseimbangan yang hanya sekali terjadi,
umpanya dengan terjadi suatu revolusi yaang menghasilkan kemerdekan sehingga
setelah selesai pemerintah kolonial diganti dengan pamerintah nasional yang
diakibatkan perubahan struktur-struktur dan sistem maysarakat tersebut.
b. Perubahan berglombang
yakni gangguan keseimbangan dalam masyarakat yang selalu timbul kembali, tetapi
selalu terjadi keseimbangan kembali. Sehingga seolah-olah adanya perubahan-perubahan
bergelombang, sebagai contoh umpamanya perubahan-perubahan :
·
gerakan kojungtur dalam proses ekonomi (naik turun
berganti-ganti)
·
Pergantian radikalsme dan onservatisme dalam beberapa
sistem politik.
·
Perubahan dibidang mode yang berulang kembali silih
berganti (panjang-pendek,lebar-sempit)
·
Perubahan komulatif yaitu suatu gangguan kesimbangan
yang berulang-ulang sehingga menghasilkan perubahan-perubahan baru baik
bersifat kemajuan atau kemunduran dalam masyarakat.
Perubahan
sosial merupakan segala perubahan dalam masyarakat, yang mempengaruhi sistem
sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikapsikap, dan pola perilaku di
antara kelompok-kelompok dalam masyarakat, yang berpengaruh terhadap masyarakat
yang bersangkutan baik secara materiil maupun immateriil. Bedakan dengan
perubahan budaya yang fokusnya adalah perubahan dalam segi budaya, seperti
penemuan dan penyebaran mobil, penambahan kosakata dalam bahasa, bentuk seni
baru, dan sebagainya.
Teori Perubahan Sosial
1.
Teori Evolusioner
Perubahan
sosial memiliki arah tetap yang dilalui oleh masyarakat. Semua masyarakat
melalui urutan penahapan yang sama dan bermula dari tahap perkembangan awal
menuju perkembangan terakhir. Apabila tahapan terakhir telah tercapai, maka
saat itu perubahan evolusioner telah berakhir. Prinsip terpenting dari teori
evolusioner adalah tahapan masyarakat berawal dari kelahiran, pertumbuhan, dan
kesempurnaan.
2.
Teori Siklus
Salah
satu penganut teori siklus adalah Arnold Toynbee (1889-1975).Toynbee
adalah seorang sejarawan Inggris yang menilai bahwa peradaban besar berada
dalam siklus kelahiran, pertumbuhan, keruntuhan, dan kematian. Kemudian akan
melahirkan peradaban baru, dan begitu seterusnya. Teori ini pada dasarnya
menyatakan bahwa perubahan terjadi secara bertahap, namun setelah sampai pada
tahap terakhir yang sempurna, akan kembali lagi ke tahap awal untuk melakukan
perubahan selanjutnya. Prinsip utama teori siklus adalah bahwa perubahan sosial
diawali dari kelahiran, pertumbuhan, dan kejatuhan. Setelah itu masyarakat akan
memulai tahap kelahiran kembali.
3.
Teori Fungsional
Teori
ini memandang bahwa setiap elemen masyarakat memberikan fungsi terhadap elemen
masyarakat lainnya. Perubahan yang muncul di suatu bagian masyarakat akan
menimbulkan perubahan pada bagian yang lain pula.
4.
Teori Konflik
Teori
ini mempunyai beberapa asumsi, antara lain:
- Setiap masyarakat merupakan subjek dari perubahan-perubahan sosial.
- Setiap masyarakat pasti mengalami pertikaian dan konflik
- Setiap elemen masyarakat memberikan sumbangan terhadap disintegrasi dan perubahan.
- Setiap masyarakat hidup berdasarkan pada paksaan yang dilakukan oleh satu anggota masyarakat ke anggota lainnya.
Empat
teori di atas, merupakan teori yang paling banyak digunakan para ahli ilmu
sosial. Di samping kedua teori tersebut, terdapat beberapa teori arah perubahan
sosial, seperti teori fungsional, teori konflik, dan sebagainya. Dari kedua
teori yang disajikan di atas, bisa disimpulkan bahwa kebudayaan besar dimulai
dari masa pertumbuhan, perkembangan, kejayaan, dan kematian. Kenyataan ini
semakin menyadarkan kita bahwa kesombongan beberapa negara besar karena penguasaannya
atas ilmu pengetahuan dan teknologi, suatu ketika akan hancur
Faktor Penyebab
Perubahan Sosial
Kalian
pasti sudah mengenal hukum sebab-akibat, dimana ada sesuatu pasti ada
penyebabnya. Ada langit dan bumi, pasti ada causa prima yang menciptakannya.
Begitu pula ada gejala-gejala sosial pasti ada penyebabnya. Penyebab dari
perubahan sosial itulah yang dinamakan sebagai sumber perubahan.
Sumber-sumber perubahan sosial merupakan faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat. Faktor tersebut dapat
dikategorikan menjadi faktor intern dan ekstern. Keduanya faktor ini yang
menjadi dasar dari terjadinya perubahan sosial di masyarakat. Disamping itu juga
ada faktor individual yang disebut agent of change.
a. Faktor
Internal
Faktor internal ini disebut juga dengan istilah faktor sosiogenik
yang artinya masyarakat itu sendirilah yang merupakan sumber perubahan sosial.
Adapun dimaksud dengan masyarakat di sini dapat kolektif dan dapat pula individual.
Faktor internal ini masih dapat dibedakan lagi menjadi faktor internal manifest
atau yang disengaja (intended), dan yang laten atau tidak disengaja (unintended).
Adapun faktor-faktor internal tersebut dapat berupa fenomenafenomena sosial
sebagai berikut.
1. Pertumbuhan
penduduk
Di
Indonesia, pertumbuhan penduduk yang cepat menyebabkan terjadinya perubahan
struktur masyarakat, terutama perubahan lembaga kemasyarakatan. Contohnya
adalah, perubahan sistem kepemilikan tanah dari milik bersama menjadi milik
individual. Contoh yang paling baru yang dapat Anda amati adalah munculnya
pemekaran kabupaten dan propinsi di Indonesia yang berdampak pada perubahan
struktur kelembagaan.
2.
Penemuan-Penemuan Baru
·
Discovery
Discovery atau penemuan merupakan
persepsi manusia yang dianut secara bersama, mengenai suatu aspek
kenyataan yang sebelumnya sudah ada. Sebagai contoh, orang menemukan
tentang prinsip sirkulasi darah. Keadaan tersebut sudah ada sebelumnya,
tetapi kemudian manusia berhasil mendapatkan tambahan pengetahuan
tentang hal tersebut, sehingga terjadi perubahan ke arah positif, yakni
dalam hal dinamika ilmu. Contoh yang paling mudah adalah penemuan baru
dari unsur kebudayaan baru, baik berupa peralatan maupun ide-ide.
Misalnya asal mula mobil, tidak langsung dalam bentuk sekarang. S.
Marcus dari Austria pada tahun 1875 telah membuat mobil yang sangat sederhana
. Ia menggunakan motor gas sebagai penarik kereta untuk menggantikan tenaga
kuda. Penemuan mobil ini disebut sebagai discovery. Contoh lain yang
banyak diterapkan di Indonesia misalnya, pemanfaatan kotoran sapi
menjadi biogas yang digunakan sebagai gas untuk keperluan memasak.
Demikian pula halnya dengan temuan-temuan baru berupa energi alternatif
pengganti bahan bakar minyak seperti yang akhir-akhir ini sedang
diupayakan adanya Pembangkit Listrik Tenaga Sampah.
·
Invention
Invention atau invensi adalah
penemuan sebagai inovasi dan kelanjutan dari suatu discovery.
Atau suatu kombinasi baru dan cara penggunaan baru dari pengetahuan yang
sudah ada. Mobil yang telah ditemukan S. Marcus kemudian disempurnakan
di Amerika Serikat. Beberapa ilmuwan melakukan perbaikan sistem mobil
S. Marcus. Sehingga pada tahun 1911 mulai diproduksi secara massal di
Amerika Serikat. Produksi mobil secara besar-besaran, kemudian digunakan
oleh masyarakat secara luas. Dengan demikian, telah terjadi perubahan
sosial budaya akibat penemuan mobil. Invensi dibagi menjadi dua, yakni
invensi material dan invensi sosial. Invensi material berupa
benda-benda, seperti anak panah, busur panah, telepon, pesawat terbang,
mobil, dan sebagainya. Sedangkan invensi sosial berupa penemuan huruf
atau abjad, bentuk pemerintahan, perusahaan, sistem ekonomi, sistem
politik, ketatanegaraan, dan lain sebagainya. Hasil invention pada
umumnya memberikan manfaat bagi masyarakat, meskipun dampak negatif dari
penemuan tersebut pasti ada, seperti adanya pencemaran udara, suara, dan
lain sebagainya.
·
Pertentangan (Conflict)
Dalam masyarakat kadang terjadi konflik atau
pertentangan baik antar-individu maupun kelompok. Pertentangan, pasti
akan mengakibatkan suatu perubahan, baik melalui kompromi “win-win solution”
ataupun melalui pemaksaan. Kalian bisa melihat adanya pertentangan di sekitarnya.
Pertentangan itu bisa terjadi antar-hukum adat lama dengan hukum agama.
Misalnya di Jawa, pada zaman dahulu acara perkawinan dilakukan melalui
upacara adat tanpa ijab dan qobul. Namun menurut hukum Islam, syarat sah
perkawinan adalah ijab dan qobul. Pertentangan tersebut berakhir dengan akomodasi,
yakni dengan tetap menggunakan kedua-duanya. Seperti masih kita lihat,
upacara perkawinan di Jawa dilakukan dengan menggunakan upacara keagamaan,
baru kemudian dilakukan upacara adat. Walaupun saat ini banyak yang
tidak lagi menggunakan upacara adat, tetapi masih ada penduduk yang
menggunakannya. Contoh lain yang bisa Anda lihat adalah pertentangan
antar-suku di Sambas, pertentangan antar-suku atau kelompok telah
menimbulkan berbagai perubahan sosial, seperti perubahan pola hubungan,
struktur masyarakat, dan perubahan-perubahan lain. Per-tentangan
tersebut dapat diselesaikan melalui berbagai cara baik internal kesukuan,
maupun melalui mediator yang dapat menyatukan kembali persepsi
mereka mengenai arti penting persaudaraan dalam sistem kemasyarakatan.
Begitu pula konflik antara Indonesia dan Malaysia telah
menimbulkan banyak perubahan, seperti halnya pada peta Indonesia yang
kehilangan Pulau Sipadan dan Ligitan, atau masalah terbaru yang
menyangkut Ambalat yang berpengaruh pada peningkatan penjagaan keamanan
RI di sana. Selain contoh di atas, cobalah mengamati conflict dan
perubahan sosial yang ada di sekitar kalian!
3.
Revolusi
Revolusi
merupakan
perubahan yang berlangsung secara cepat karena adanya dorongan-dorongan dari
situasi dan sistem yang sudah tidak dapat dipertahankan lagi. Faktor penggerak
revolusi adalah keinginan masyarakat itu sendiri yang menghendaki tatanan baru,
karena menganggap sistem lama sudah tidak sesuai dengan harapan mereka. Perubahan
besar-besaran atas suatu yang mendasar terjadi dan berpengaruh pada sendi-sendi
kehidupan masyarakat. Revolusi industri di Eropa pada abad XVIII telah
menyebabkan perubahan sosial budaya, seperti industri, munculnya kelas buruh,
imperialisme, dan kapitalisme.
Secara umum, syarat-syarat terjadinya revolusi
adalah sebagai berikut.
·
Adanya keinginan bersama untuk melakukan
perubahan sistem atau tatanan yang menyangkut kehidupan bersama.
·
Adanya pemimpin, baik perorangan maupun
kelompok yang menjadi motor penggerak revolusi.
·
Ada simbol persatuan yang dianggap mampu
menjadi wadah aspirasi masyarakat.
·
Mempunyai tujuan yang tegas, yakni mengubah
tatanan yang ada dengan tatanan baru yang menjadi harapan bersama.
·
Ada momentum atau waktu yang tepat.
Revolusi sangat sulit
dilakukan dalam situasi masyarakat yang stabil dan mendukung situasi yang
dialami. Proklamasi 17 Agustus 1945 merupakan revolusi yang sangat tepat,
karena keadaan dan masyarakat sudah matang untuk mendukungnya. Jepang sudah
kalah, sementara bangsa Indonesia telah mempersiapkan segala persyaratan sebuah
negara melalui sidang BPUPKI maupun PPKI. Di samping itu, kalangan muda
progresif mendesak untuk segera dilaksanakan proklamasi yang sebenarnya juga
adalah kehendak seluruh rakyat Indonesia. Proklamasi itu sebagai upaya revolusi
terhadap tatanan negara Indonesia yang saat itu terjajah, membentuk NKRI yang berdaulat.
a. Faktor
Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang
terdapat di luar masyarakat yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial. Yang
termasuk dalam faktor eksternal yaitu: lingkungan alam, peperangan, dan
pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
1. Lingkungan
alam
Lingkungan
alam yang mengalami perubahan baik karena faktor gempa bumi atau faktor alam
lainnya dapat mengakibatkan perubahan sosial pada masyarakat. Sebagai contoh,
Anda bisa melihat bencana alam berupa gempa bumi dan tsunami di Aceh dan
Sumatera Utara 26 Desember 2004, telah mengakibatkan penurunan jumlah penduduk secara
drastis. Keadaan setelah bencana mengakibatkan perubahan sosial budaya, baik
terhadap masyarakat yang kembali ke kampung halaman, maupun masyarakat yang
menetap di pengungsian. Begitu pula gempa bumi Jogjakarta dan Jawa Tengah pada
27 Mei 2006 yang disusul gempa bumi Pangandaran dan Cilacap, Sulawesi, mengakibatkan
terjadinya perubahan sosial budaya masyarakat. Demikian pula halnya dengan
aktivitas Gunung Merapi telah mengakibatkan perubahan sikap masyarakat yang
antisipatif terhadap kemungkinan meletusnya Gunung Merapi. Masalah besar yang
melanda Porong Sidoarjo, yakni lumpur panas proyek PT Lapindo telah meluluhlantakkan
tatanan masyarakat yang memaksa masyarakat untuk mengungsi dan membentuk
kebudayaan baru di tempat tinggal yang baru.
2.
Peperangan
Pendudukan
Jepang di Indonesia pada tahun 1942 sampai 1945 telah menyebabkan perubahan
besar dalam struktur masyarakat Indonesia. Dalam skala yang lebih kecil,
terjadinya peperangan antarsuku pada masyarakat pedalaman akhir-akhir ini
menyebabkan terjadinya perubahan sosial, terutama pada suku yang kalah. Akibat
peperangan tersebut, yang rugi adalah mereka sendiri, baik yang menang maupun yang
kalah. Peribahasa “kalah jadi abu menang jadi arang” masih relevan untuk diresapi
bersama bahwa dampak perang menimbulkan kerugian bagi masyarakat yang
berperang. Kerugian itu meliputi berbagai hal antara lain: jatuhnya korban jiwa
pada kedua belah pihak, terganggunya aktivitas masyarakat dalam berbagai bidang
masyarakat menjadi tidak aman dan tertekan, dan masih banyak lagi kerugian yang
lain yang bisa Anda temukan. Perubahan sosial yang bisa terjadi antara lain
berkurangnya jumlah penduduk di wilayah konflik, aktivitas masyarakat tidak
stabil, keamanan dan kenyamanan terganggu, terjadinya perubahan pada
stratifikasi sosial masyarakat, perubahan terhadap sistem pemerintahannya,
serta pada tatanan kehidupan sosialnya dan masih banyak lagi yang bisa kalian temukan.
Dalam skala internasional, perang antar-negara telah menimbulkan perubahan
tatanan masyarakat terutama negara yang kalah perang. Perang-perang yang
terjadi belum lama ini adalah antara Amerika Serikat dengan Afghanistan,
Amerika Serikat dengan Irak, Israel dengan Hisbullah, dan perang-perang lain,
yang menimbulkan ketidakstabilan dunia internasional. Tatanan dunia tergoncang
dan memperlebar konflik yang melibatkan lebih banyak negara. Akibat perang
Amerika-Irak telah mengakibatkan perubahan sosial yang besar dalam masyarakat
Irak, seperti: tumbangnya rezim Sadam Hussain dan dibubarkannya Partai Baad,
munculnya perlawanan bergerilya, perpecahan, dan bahkan dapat menimbulkan
perang saudara. Cobalah Anda menemukan dan menjabarkan perubahan sosial yang
terjadi akibat perang tersebut!
3.
Pengaruh kebudayaan masyarakat lain
Berkembangnya
agama Islam di Indonesia telah menyebabkan perubahan sosial yang sangat luas di
kalangan masyarakat Indonesia, terutama pada masa-masa awal perkembangannya.
Antara kebudayaan Islam dengan kebudayaan masyarakat setempat yang masih kuat pengaruh
Hindunya mengalami akulturasi budaya. Hal tersebut terlihat dari beberapa
bangunan yang mencerminkan bentuk perpaduan, sebagai contoh kalian bisa amati
Masjid Agung Banten yang mencerminkan adanya perpaduan tersebut. Masjid Agung
Banten struktur bangunannya mencerminkan seni bangunan Meru sebagai ciri utama
bangunan Hindu. Tetapi dalam Islam menunjukkan makna baru yang akomodatif.
Perubahan tersebut terjadi secara langsung, karena dua kebudayaan tersebut
langsung bertemu. Contoh-contoh lain masih banyak, baik di Jawa maupun di luar
Jawa yang menunjukkan adanya perubahan sosial dalam masyarakat. Di samping
kontak langsung, pengaruh kebudayaan bisa masuk melalui berbagai macam media
baik cetak maupun elektronik, seperti halnya televisi, radio, internet, surat
kabar, majalah, dan lain sebagainya. Melalui media massa, pengaruh kebudayaan
Barat dengan mudah masuk ke Indonesia dan menimbulkan berbagai perubahan sosial
masyarakat, seperti halnya perubahan perilaku anak muda, gaya berpakaian, gaya bangunan,
pola konsumsi, dan lain sebagainya.
https://www.academia.edu/6568454/MENGKOMUNIKASIKAN_HASIL_PENELITIAN_SOSIAL_Tujuan_Pembelajaran
http://ilmuadidayasampit.blogspot.com/2011/03/teori-tentang-perubahan-sosial.html
0 komentar:
Posting Komentar